RSS

KONSEP MOTIVASI

17 Nov

A. Pengertian Motivasi

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003:64) bahwa “motivasi merupakan suatu kondisi yang terbentuk dari berbagai tenaga pendorong yang berupa desakan, motif, kebutuhan dan keinginan.” Motivasi merupakan proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara jiwa, sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan dalam diri seseorang.

Sumadi Suryabrata (2010:70) juga berpendapat bahwa “motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan.” Dengan kata lain, motivasi adalah keadaan jiwa dan sikap mental yang memberikan energi dan mendorong manusia untuk melakukan suatu kegiatan.

Menurut Mc Donald (Abdul Hadis, 2008:29) “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu :

  1. Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia
  2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang.
  3. Motivasi akan dirangsang karena ada tujuan.

Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Sama halnya dengan yang dikatakan Hamzah B. Uno (2009:5) bahwa “motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan”. Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan, seperti (1) keinginan yang hendak dipenuhinya; (2) tingkah laku; (3) tujuan; (4) umpan balik.

Proses interaksi ini disebut sebagai proses motivasi dasar (basic motivation process), dapat digambarkan dengan model proses seperti gambar berikut.

basic motivation processSumber: Hamzah B. Uno (2009:5)

Dari definisi di atas, dapat diketahui bahwa motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

B. Jenis-Jenis Motivasi

Pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Jenis-jenis motivasi yang dikemukakan para ahli berbeda-beda. Adapun menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2009:63) motivasi berdasarkan sifatnya dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:

  1. Motivasi takut atau fear motivation, individu melakukan sesuatu karena
  2. Motivasi intensif atau intensive motivation, individu melakukan perbuatan untuk mendapat suatu insentif.
  3. Sikap atau attitude motivation atau self motivation. Motivasi ini lebih bersifat intrinsik, muncul dari dalam diri individu, berbeda dengan kedua motivasi sebelumnya yang bersifat ekstrinsik dan datang dari luar diri

Sedangkan menurut Sardiman (2008:86), motivasi dapat dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu:

  1. Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari, misalnya dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat, dorongan seksual.
  2. Motif-motif yang dipelajari adalah motif-motif yang timbul karena dipelajari, misalnya dorongan untuk belajar, dorongan untuk mengajar.

Kemudian Hamzah Uno (2011:4) menyatakan bahwa “dari sudut sumber yang menimbulkannya motif dibedakan dua macam, yaitu motif intrinsik dan motif ekstrinsik.” Motif intrinsik merupakan motif yang timbul atas kesadaran diri individu dan tidak memerlukan rangsangan dari luar. Sedangkan motif ekstrinsik merupakan motif yang timbul karena adanya rangsangan dari luar, seperti suasana yang kondusif, penghargaan dan hukuman atau ganjaran.

Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya labih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan.

Dari uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa motivasi dapat timbul dari diri sendiri ataupun dari luar dirinya. Maka, di sini peran guru adalah bagaimana caranya supaya peserta didik dapat membangkitkan motivasi belajarnya.

C. Teori-Teori Motivasi

Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Maman Ukas (2006:320) memaparkan beberapa teori motivasi sebagai berikut:

  1. Teori Hirearkhi Kebutuhan dari Abraham Maaslow
  2. Teori Dua Faktor dari F. Herzberg
  3. Teori X dan Teori Y dari Douglas Mc. Gregor
  4. Teori Harapan dari Vroom
  5. Teori N. Ach/Prestasi dari Mc. Clelland

Untuk lebih jelasnya akan dibahas beberapa teori motivasi, berikut adalah uraiannya.

1. Teori Motivasi Abraham Maslow (1943-1970)

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.

 Kebutuhan Pokok ManusiaSumber: Maman Ukas (2006:321)

  • Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian, udara untuk bernafas, dan sebagainya.

  • Kebutuhan Rasa Aman

Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu, termasuk merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa terjamin. Pada waktu seseorang telah mempunyai pendapatan cukup untuk memenuhi semua kebutuhan kejiwaan seperti, membeli makanan dan perumahan, perhatian diarahkan kepada menyediakan jaminan melalui pengambilan polis asuransi, mendaftarkan diri masuk perserikatan pekerja, dan sebagainya.

  • Kebutuhan Sosial

Ketika seseorang telah memuaskan kebutuhan fisiologis dan rasa aman, kepentingan berikutnya adalah hubungan antarmanusia. Kebutuhan sosial yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin disadari melalui hubungan-hubungan antarpribadi yang mendalam, tetapi juga yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial.

  • Kebutuhan akan Penghargaan

Percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain. Manusia sebagai makhluk sosial yang dalam kehidupannya selalu berinteraksi dengan orang lain, ingin mendapatkan penerimaan dan penghargaan dari yang lainnya.

  • Kebutuhan Perwujudan Diri

Kebutuhan tersebut ditempatkan paling atas pada hierarki Maslow dan berkaitan dengan keinginan pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan, seseorang ingin mencapai secara penuh potensinya. Tahap terakhir itu mungkin tercapai hanya oleh beberapa orang.

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

2. Teori Motivasi Herzberg (1966)

Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik). Sedangkan faktor motivator, memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah penghargaan, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

3. Teori Motivasi Douglas Mc Gregor

Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori Y (positif), Menurut teori X, empat pengandaian yang dipegang manajer:

  • karyawan secara interen tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
  • karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
  • Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
  • Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua faktor yang dikaitkan dengan kerja.

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :

  • karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
  • Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
  • Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
  • Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

4. Teori Motivasi Vroom (1964)

Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat ia inginkan. Menurut Vroom (1964), tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:

  • Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
  • Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
  • Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.

5. Teori Achievement Mc Clelland (1961)

Yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:

  • Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
  • Need for afilliation (kebutuhan akan hubungan sosial)
  • Need for Power (kebutuhan akan dorongan untuk mengatur)

Dari uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa para ahli teori motivasi pada umumnya mereka berusaha memikirkan bagaimana caranya agar manusia bekerja, dapat didorong dan dipacu sehingga mereka berprestasi untuk memenuhi kebutuhannya baik dalam keperluan organisasi maupun kepentingan dirinya. Teori-teori tersebut juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk mempelajari bagaimana cara memotivasi siswa dalam belajar.

Daftar Pustaka :

Hadis, Abdul. (2008). Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sardiman A.M. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2003). Landasan Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.

Ukas, Maman. (2006). Manajemen (Konsep, Prinsip dan Aplikasi). Bandung: Agnini.

Uno, Hamzah B. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

 
Leave a comment

Posted by on November 17, 2014 in Uncategorized

 

Tags: , , , , , , , , , , ,

Leave a comment